Negara | Julukan | Makna/Deskripsi |
Algeria | Les Fennecs | binatang nasional Algeria, seekor serigala kecil dari Afrika Utara |
Amerika Serikat | The Yanks, The Star and Stripe dll | Tidak seperti negara lan, Amerika Serikat tidak punya julukan resmi |
Argentina | La Albiceleste | seragam kebesaran yang digunakan oleh tim nasional Argentina, nama La Albiceleste berarti Putih dan Biru Langit |
Australia | The Socceroos | Mungkin ini gabungan dari kata Soccer+Kangaroos |
Belanda | Oranje | Diambil dari warna dominan bendera dan baju seragam mereka |
Belgia | The Red Devils | Nama ini diberikan oleh salah seorang jurnalis pada tahun 1906 setelah Belgia tampil ciamik dalam mengalahkan musuh-musuhnya. Padahal waktu itu baru dua tahun dibentuk tim sepakbola mereka. |
Bosnia dan Herzegovina | Zmajevi | Sama seperti Belgia, nama Zmajevi yang berarti Naga ini didapat dari seorang komentator di tahun 2010. |
Brazil | Seleção/Canarinho | berarti seleksi, jelas bukan berdasarkan polling SMS untuk menentukan pemilihan tim yang akan membela Brazil. Mungkin maksudnya para punggawa Brazil merupakan pemain-pemain pilihan. |
Cili | La Roja | kesederhanaan, mungkin diambil dari seragam yang mereka gunakan yang simpel berwarna merah |
Colombia | Los Cafeteros | bisa diterjemahkan sebagai “pembuat atau peminum kopi”. Kolombia memang terkenal dengan kopi-nya yang di ekspor ke berbagai penjuru dunia. Para barista harusnya mendukung tim ini |
Ekuador | La Tricolor | tiga warna, merujuk pada warna seragam kebesaran Ekuador yaitu kuning, biru dan merah |
Ghana | The Black Star | Merujuk pada bendera Ghana yang memiliki simbol bintang berwarna hitam |
Honduras | Los Catrachos | nama untuk Honduras asli, berasal dari Jenderal Florencio Xatruch yang berjuang seorang pemberontak Amerika mencoba untuk memperkenalkan kembali perbudakan. Pria Xatruch disebut “xatruches,” yang kemudian menjadi “catruches,” dan seterusnya |
Inggris | The Three Lions | Semacam merujuk pada logo Lionheart sebagai simbol kerajaan Inggris |
Iran | Team Melli | Tim Nasional |
Italia | Azzuri | biru, sama kayak baju kebesarannya |
Jepang | Samurai Blue | Samurai dan biru dari warna kebesaran baju mereka |
Jerman | Die Mannschaft | Yang berarti “Kesebelasan/Tim |
Kamerun | The Indomitable Lions | Singa yang Gigih untuk menggambarkan bagaimana para pemain Kamerun ini gigih dalam setiap pertandingan. Nama ini juga dimaksudkan untuk kampanye pelestarian populasi Singa yang kian menipis karena diburu manusia, mulia! |
Korea Selatan | Teaguk Warrior | Teaguk merupakan nama bendera dari Korea Selatan. Jadi mereka adalah pejuang-pejuang negara |
Kosta Rika | Los Ticos | Seperti Jogja untuk kota Yogyakarta, Los Ticos adalah sebutan singkat/percakapan untuk Kosta Rika. |
Kroasia | Vatreni | Dalam bahasa yang mudah diketahui, berarti The Blazer. |
Mexico | El Tri | Merujuk pada bendera meksiko yang memiliki tiga warna |
Nigeria | The Super Eagles | Bukan meniru julukan tim PSS Sleman, namun julukan Tim nasional Nigeria ini muncul setelah kalah dari Kamerun “The Indomitable Lions” di Final Piala Afrika tahun 1988 |
Pantai Gading | Les Elephants | Pantai Gading; taring gading. Tim nasional bernama “Les Elephants” karena bagian mereka dalam perdagangan gading abad ke-19 |
Portugal | Seleção das Quinas | “The Selection of the Shields,” merujuk dari lima perisai yang ada di bendera mereka |
Prancis | Les Blues | Merujuk pada kostum dominan dari tim Perancis yang berwarna biru. |
Rusia | Sbornaya | Yang berarti tim nasional |
Spanyol | La Furia Roja | Diambil dari baju seragam mereka yang berwarna merah. |
Swiss | La Nati | tim nasional. |
Uruguay | Le Celeste | Sama dengan Argentina. |
Yunani | Ethniki | Negara, merupakan nickname dari Yunani |
kamus bahasa daerah
Saturday, January 13, 2018
Julukan Tim Sepak Bola Dunia 1
Di bawah ini daftar nama julukan tim sepak bola seluruh dunia:
Friday, January 5, 2018
Thesaurus Indonesia 1
aksi - operasi - sinergi - tindakan
aksi=[n] gerakan: -- pengumpulan dana; (2) n tindakan: -- pem-balasan; (3) n sikap (gerak-gerak, tingkah laku) yg dibuat-buat: ia berjalan mondar-mandir dng -- nya; (4) a cak elok sekali (tt pakaian, tingkah laku, dsb): dasinya -- benar
operasi=[n] (1) Dok bedah; bedel (untuk mengobati penyakit): penyakit ginjal yg belum parah dapat disembuhkan tanpa --; (2) Mil tindakan atau gerakan militer: perwira muda itulah yg memimpin -- penumpasan pemberontakan itu; (3) pelaksanaan rencana yg telah dikembangkan
sinergi=[n] (1) kegiatan atau operasi gabungan; (2) sinergisme
tindakan=[n] (1) sesuatu yg dilakukan; perbuatan: ~ wakil kita itu sangat merugikan kepentingan kita; (2) tindakan yg dilaksanakan untuk mengatasi sesuatu: ~ yg tegas
aksi=[n] gerakan: -- pengumpulan dana; (2) n tindakan: -- pem-balasan; (3) n sikap (gerak-gerak, tingkah laku) yg dibuat-buat: ia berjalan mondar-mandir dng -- nya; (4) a cak elok sekali (tt pakaian, tingkah laku, dsb): dasinya -- benar
operasi=[n] (1) Dok bedah; bedel (untuk mengobati penyakit): penyakit ginjal yg belum parah dapat disembuhkan tanpa --; (2) Mil tindakan atau gerakan militer: perwira muda itulah yg memimpin -- penumpasan pemberontakan itu; (3) pelaksanaan rencana yg telah dikembangkan
sinergi=[n] (1) kegiatan atau operasi gabungan; (2) sinergisme
tindakan=[n] (1) sesuatu yg dilakukan; perbuatan: ~ wakil kita itu sangat merugikan kepentingan kita; (2) tindakan yg dilaksanakan untuk mengatasi sesuatu: ~ yg tegas
Tuesday, January 2, 2018
Makanan Khas di Indonesia
Daftar Makanan Khas di Indonesia
Provinsi/Wilayah | Makanan Khas |
---|---|
Aceh | Mie Aceh. |
Sumatera Utara | Bika Ambon. |
Sumatera Barat | Rendang. |
Jambi | Gulai Ikan Patin. |
Bengkulu | Pendap. |
Riau | Gulai Belacan. |
Kepulauan Riau | otak-otak. |
Sumatera Selatan | empek-empek. |
Bangka Belitung | Mie Bangka. |
Lampung | Seruit. |
Banten | Sate Bandeng. |
Jakarta | Kerak Telor. |
Jawa Barat | Surabi |
Jawa Tengah | Lumpia. |
Jogja | nasi Gudeg. |
Jawa Timur | Rujak Cingur. |
Bali | Ayam Betutu. |
Nusa Tenggara Barat | Ayam Taliwang. |
Nusa Tenggara Timur | Catemak Jagung. |
Kalimantan Barat | Bubur Pedas Sambas. |
Kalimantan Tengah | Juhu Singkah. |
Kalimantan Selatan | Soto Banjar. |
Kalimantan Timur | Ayam Cincane. |
Kalimantan Utara | Kepiting Soka. |
Sulawesi Selatan | Sup Konro. |
Sulawesi Tengah | Sup Ikan Jantung Pisang. |
Sulawesi Tenggara | Lapa-lapa. |
Gorontalo | Binte Biluhuta. |
Sulawesi Utara | Tilutuan. |
Maluku | Ikan Asar. |
Maluku Utara | Gohu Ikan. |
Papua Barat | Ikan Bakar Manokwari. |
Papua Tengah | Papeda. |
Papua Timur | Papeda. |
Toraja | Piong. makanan tradisional yg dibuat dr beras dan daging babi, dimasak bersama di dl tabung bambu. |
Monday, January 1, 2018
Daftar Gelar Di Dunia 2
Daftar gelar bangsawan di Indonesia dan Dunia 2
Aga [n] gelar bangsawan di Turki, yg juga dipergunakan di India, Pakistan, Bangladesh: -- Khan; [a] angkuh; sombong: ibu itu -- juga atas kepandaian anak tunggalnya; [n] penduduk asli Pulau Bali
Aja Sebutan Putri Bangsawan Deli
Aji Gelar kebangsawanan keturunan bangsawan Kutai
sutan [Mk n] (1) sebutan (menurut adat) bagi kaum bangsawan: orang tuanya keturunan --; (2) (nama salah satu) gelar kebangsawanan: Azis gelar -- Sati; setelah menikah ia bergelar -- Marajo
Marah=gelar kebangsawanan Aceh yang telah ada sebelum pengaruh Islam. Prof. Dr. Snouck Hurgronje (1857-1936), seorang Islamolog sebagai arsitek politik Islam Nederlandsch Indie, turut melakukan perubahan penulisan ejaan di Aceh; Kata ‘Marah’ ditulis ‘Meurah’, kecuali di wilayah Gayo yang tetap mengeja ‘Marah’. Sebut saja contoh, Marah Silu yang merupakan pendiri Kerajaan Samudera Pasai. Contoh lainnya adalah putra Sultan Iskandar Muda digelari dengan Meurah Pupok. Gelar Marah, yang berlaku di kota Padang – Sumatera Barat, pesisir barat Minangkabau, yaitu Pariaman juga memakai gelar yang berasal dari Aceh. Ketika Aceh menguasai pesisir barat Minangkabau. Gelar Marah juga bisa kita temui pada nama putra-putra dari Pendiri Kerajaan Padang, Tuanku Umar gelar Baginda Saleh Qamar, yaitu Marah Muhammad Udin, Marah Sudin (Raja ke II Kerajaan Padang), Marah Alimaludin dan Marah Adam.
Raja=berasal dari kata rājan (bahasa Sanskerta), juga popular di banyak tempat di Sumatera Timur. Gelar kebangsawanan yang disandang lelaki ataupun wanita ini, bisa ditemukan di daerah Melayu, seperti Panai, Kualuh, Bilah, Kota Pinang, dan lainnya. Gelar Raja juga dipakai di Kerajaan Padang sebelum menggunakan gelar Tengku, sebut saja Raja Saladin dan Raja Syahdewa (Raja ke III dan ke V Kerajaan Padang). Di masa Raja Tebing Pangeran (Raja ke VII) sudah mulai dikenal sebutan Tengku, beliau dikenal juga dengan nama Tengku Tebing Pangeran dan Tengku Melayu Tebing. Di masyarakat Simalungun dan Batak juga mengenal sebutan Raja dengan fungsi yang beragam lagi.
Tengku=gelar kebangsawanan Melayu yang otomatis melekat pada seorang laki-laki dan perempuan keturunan dari Sultan-Sultan dan para Raja-Raja di Kerajaan Melayu. Tulisan “Tengku” di awal nama setiap orang Melayu merupakan status yang menandakan kedudukannya dalam masyarakat adat Melayu. Gelar Tengku ini hanya bisa didapat jikalau ayahnya juga bergelar Tengku. Sementara jika yang bergelar Tengku hanya ibunya tetapi ayahnya tidak, maka gelar Tengku ini tidak bisa disandang oleh anak mereka, kecuali menggunakan gelar Wan. Beberapa daerah yang menggunakan gelar ini adalah keturunan Raja atau Sultan-sultan Kerajaan Melayu yang terletak di Semenanjung Malaka, yaitu di Sumatera Timur yang bergaris pantai di Selat Malaka, Riau, Malaysia, Pattani, Singapura; bahkan kini Melayu di Kalimantan juga menggunakannya. Di Kerajaan Padang, gelar Tengku lebih popular dipergunakan sejak Tengku Haji Muhammad Nurdin gelar Tengku Maharaja Muda Wazir Negeri Padang (1870-1914). Setelah masa itu, gelar Marah berubah menjadi Tengku, dan gelar Raja juga lebih popular menjadi Tengku pula hingga kini. Di samping gelar Marah dan Raja yang mengadaptasi menjadi Tengku, di Kerajaan Padang juga terdapat beberapa gelar kebangsawanan lain, seperti Datuk dan Orang Kaya (OK).
Datuk=berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “datu” yang tersusun dari kata da atau ra berarti yang mulia dan to artinya orang, berarti Datu atau Datuk adalah Orang Yang Dimuliakan. Di Kerajaan Padang dan wilayah-wilayah Melayu di Sumatera Timur, gelar ini diperuntukkan bagi lelaki pembesar sebagai kedudukan di bawah Tengku, atau pembesar di luar zuriat Tengku. Sebut saja Datuk Bandar Kajum (Orang dari Raya yang di-Datuk-kan oleh Raja Padang) dan Datuk Muhammad Ali Datuk Penggawa Negeri, anak dari Datuk Bandar kajum. Di wilayah Batubara, gelar Datuk justru setingkat dengan Tengku.
Orang Kaya (OK)=gelar bagi anak lelaki turunan Datuk yang tidak menjabat Datuk. Gelar ini juga pernah diperuntukkan bagi seseorang yang berpengaruh, baik secara materi maupun marwah, contoh OK Aliviah dan OK Bustami.
Incik atau disingkat Cik=sebutan hormat bagi orang non-bangsawan baik laki-laki maupun perempuan yang berkiprah di lingkungan kebangsawanan. Istilah ini juga sering diperuntukkan bagi perempuan pacal (kebanyakan) yang menikah dengan golongan bangsawan.
Wan=gelar kebangsawanan sebagai tanda penghormatan kepada pria dan wanita. Seorang yang ber-ibu-kan Tengku namun ber-ayah-kan orang kebanyakan, juga boleh menyandang gelaran ini. Gelar Wan dalam sejarahnya, pertama kali disandang oleh Cik Siti Wan Kembang (Ratu Kelantan 1610, ber-ibu-kan orang Pahang). Di Kerajaan Padang, gelar Wan ditemukan pula untuk zuriat bangsawan asal Negeri Pahang.
Gelar Kebangsawanan di Kesultanan Serdang
Dalam lingkungan Kesultanan Serdang, terdapat berbagai ragam sapaan dan panggilan yang terdiri dari berbagai golongan kata, yang dalam hal ini termasuk gelar kerajaan, gelar adat (warisan), dan kata ganti diri. Penggolongan ini berdasarkan penggolongan kata sapaan dalam masyarakat. Kata sapaan dalam gelar kerajaan, gelar adat, dan kata ganti diri ialah kata sapaan yang digunakan untuk menyapa seseorang yang dikaitkan peranannya di dalam lembaga tersebut, atau suasana yang melatarbelakangi sesuatu peristiwa dalam berkomunikasi. Pemakaian gelar kebangsawanan dalam lingkungan Kesultanan Serdang mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, seiring dengan perubahan iklim politik dan pemerintahan.
Gelar Kebangsawanan yang digunakan pada masa kesultanan adalah sebagai berikut:
Raja yang berkuasa=gelar Sultan dengan sapaan Duli Yang Maha Mulia. (D.Y.M.M).
Menteri Utama=gelar Perdana Menteri dengan sapaan Yang Teramat Mulia (Y.T.M).
Penanggungjawab Keuangan Kesultanan=gelar Bendahara dengan sapaan Yang Teramat Mulia (Y.T.M)
Putra Raja=gelar Putra Mahkota dengan sapaan Duli Yang Teramat Mulia (D.Y.T.M).
Raja Kecil=gelar Datuk dengan sapaan yang dimuliakan (Y.D.)
Jaksa (merangkap Kepala Polisi)=gelar temenggung dengan sapaan Yang Mulai (Y.M)
Kepala Militer (angkatan laut dan darat)=gelar Laksamana dengan sapaan Yang Mulia (Y.M)
Kepala Pelabuhan dan perdagangan=gelar syahbandar dengan sapaan Yang Mulia (Y.M)
Kepala Agama=gelar Mufti dengan sapaan Yang Mulia (Y.M)
Gelar Kesultanan dan sapaan kebangsawanan yang masih berlaku hingga saat ini adalah sebagai berikut:
Tengku=gelar ini berhak digunakan oleh putra-putri dari sultan dan keturunannya dari laki-laki yaitu apabila ayahnya memakai nama Tengku maka anak-anaknya secara langsung berhak memakai gelar tesebut. Gelar=derajat=atau nama Tengku dipandang menjadi suatu gelar kebangsawanan yang mengambil nasab turunan dari ayah.
Raja=gelar ini berhak digunakan oleh yang berketurunan dari negeri lain=bukan berasal dari keturunan Sultan. Misalnya=seperti penguasa dari negeri lain apabila kawin dengan seorang wanita dari keturunan Tengku=maka anak dari perkawinan itu berhak memakai nama Raja.
Wan atau megat=gelar ini berhak digunakan oleh anak yang lahir dari perkawinan antara lelaki biasa dengan wanita keturunan Tengku=dan turun-temurunnya mengambil nasab dari ayah.
Datuk=gelar ini berhak digunakan oleh para kepala daerah taklukan (urung). Keturunan laki-laki dari Datuk juga mempunyai hak menyandang gelar Datuk.
Aja=gelar ini berhak digunakan oleh anak perempuan Datuk.
Orang Kaya (OK)=gelar ini berhak digunakan oleh orang yang diberi gelar oleh Raja dan anak Datuk.
Aga [n] gelar bangsawan di Turki, yg juga dipergunakan di India, Pakistan, Bangladesh: -- Khan; [a] angkuh; sombong: ibu itu -- juga atas kepandaian anak tunggalnya; [n] penduduk asli Pulau Bali
Aja Sebutan Putri Bangsawan Deli
Aji Gelar kebangsawanan keturunan bangsawan Kutai
sutan [Mk n] (1) sebutan (menurut adat) bagi kaum bangsawan: orang tuanya keturunan --; (2) (nama salah satu) gelar kebangsawanan: Azis gelar -- Sati; setelah menikah ia bergelar -- Marajo
Marah=gelar kebangsawanan Aceh yang telah ada sebelum pengaruh Islam. Prof. Dr. Snouck Hurgronje (1857-1936), seorang Islamolog sebagai arsitek politik Islam Nederlandsch Indie, turut melakukan perubahan penulisan ejaan di Aceh; Kata ‘Marah’ ditulis ‘Meurah’, kecuali di wilayah Gayo yang tetap mengeja ‘Marah’. Sebut saja contoh, Marah Silu yang merupakan pendiri Kerajaan Samudera Pasai. Contoh lainnya adalah putra Sultan Iskandar Muda digelari dengan Meurah Pupok. Gelar Marah, yang berlaku di kota Padang – Sumatera Barat, pesisir barat Minangkabau, yaitu Pariaman juga memakai gelar yang berasal dari Aceh. Ketika Aceh menguasai pesisir barat Minangkabau. Gelar Marah juga bisa kita temui pada nama putra-putra dari Pendiri Kerajaan Padang, Tuanku Umar gelar Baginda Saleh Qamar, yaitu Marah Muhammad Udin, Marah Sudin (Raja ke II Kerajaan Padang), Marah Alimaludin dan Marah Adam.
Raja=berasal dari kata rājan (bahasa Sanskerta), juga popular di banyak tempat di Sumatera Timur. Gelar kebangsawanan yang disandang lelaki ataupun wanita ini, bisa ditemukan di daerah Melayu, seperti Panai, Kualuh, Bilah, Kota Pinang, dan lainnya. Gelar Raja juga dipakai di Kerajaan Padang sebelum menggunakan gelar Tengku, sebut saja Raja Saladin dan Raja Syahdewa (Raja ke III dan ke V Kerajaan Padang). Di masa Raja Tebing Pangeran (Raja ke VII) sudah mulai dikenal sebutan Tengku, beliau dikenal juga dengan nama Tengku Tebing Pangeran dan Tengku Melayu Tebing. Di masyarakat Simalungun dan Batak juga mengenal sebutan Raja dengan fungsi yang beragam lagi.
Tengku=gelar kebangsawanan Melayu yang otomatis melekat pada seorang laki-laki dan perempuan keturunan dari Sultan-Sultan dan para Raja-Raja di Kerajaan Melayu. Tulisan “Tengku” di awal nama setiap orang Melayu merupakan status yang menandakan kedudukannya dalam masyarakat adat Melayu. Gelar Tengku ini hanya bisa didapat jikalau ayahnya juga bergelar Tengku. Sementara jika yang bergelar Tengku hanya ibunya tetapi ayahnya tidak, maka gelar Tengku ini tidak bisa disandang oleh anak mereka, kecuali menggunakan gelar Wan. Beberapa daerah yang menggunakan gelar ini adalah keturunan Raja atau Sultan-sultan Kerajaan Melayu yang terletak di Semenanjung Malaka, yaitu di Sumatera Timur yang bergaris pantai di Selat Malaka, Riau, Malaysia, Pattani, Singapura; bahkan kini Melayu di Kalimantan juga menggunakannya. Di Kerajaan Padang, gelar Tengku lebih popular dipergunakan sejak Tengku Haji Muhammad Nurdin gelar Tengku Maharaja Muda Wazir Negeri Padang (1870-1914). Setelah masa itu, gelar Marah berubah menjadi Tengku, dan gelar Raja juga lebih popular menjadi Tengku pula hingga kini. Di samping gelar Marah dan Raja yang mengadaptasi menjadi Tengku, di Kerajaan Padang juga terdapat beberapa gelar kebangsawanan lain, seperti Datuk dan Orang Kaya (OK).
Datuk=berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “datu” yang tersusun dari kata da atau ra berarti yang mulia dan to artinya orang, berarti Datu atau Datuk adalah Orang Yang Dimuliakan. Di Kerajaan Padang dan wilayah-wilayah Melayu di Sumatera Timur, gelar ini diperuntukkan bagi lelaki pembesar sebagai kedudukan di bawah Tengku, atau pembesar di luar zuriat Tengku. Sebut saja Datuk Bandar Kajum (Orang dari Raya yang di-Datuk-kan oleh Raja Padang) dan Datuk Muhammad Ali Datuk Penggawa Negeri, anak dari Datuk Bandar kajum. Di wilayah Batubara, gelar Datuk justru setingkat dengan Tengku.
Orang Kaya (OK)=gelar bagi anak lelaki turunan Datuk yang tidak menjabat Datuk. Gelar ini juga pernah diperuntukkan bagi seseorang yang berpengaruh, baik secara materi maupun marwah, contoh OK Aliviah dan OK Bustami.
Incik atau disingkat Cik=sebutan hormat bagi orang non-bangsawan baik laki-laki maupun perempuan yang berkiprah di lingkungan kebangsawanan. Istilah ini juga sering diperuntukkan bagi perempuan pacal (kebanyakan) yang menikah dengan golongan bangsawan.
Wan=gelar kebangsawanan sebagai tanda penghormatan kepada pria dan wanita. Seorang yang ber-ibu-kan Tengku namun ber-ayah-kan orang kebanyakan, juga boleh menyandang gelaran ini. Gelar Wan dalam sejarahnya, pertama kali disandang oleh Cik Siti Wan Kembang (Ratu Kelantan 1610, ber-ibu-kan orang Pahang). Di Kerajaan Padang, gelar Wan ditemukan pula untuk zuriat bangsawan asal Negeri Pahang.
Gelar Kebangsawanan di Kesultanan Serdang
Dalam lingkungan Kesultanan Serdang, terdapat berbagai ragam sapaan dan panggilan yang terdiri dari berbagai golongan kata, yang dalam hal ini termasuk gelar kerajaan, gelar adat (warisan), dan kata ganti diri. Penggolongan ini berdasarkan penggolongan kata sapaan dalam masyarakat. Kata sapaan dalam gelar kerajaan, gelar adat, dan kata ganti diri ialah kata sapaan yang digunakan untuk menyapa seseorang yang dikaitkan peranannya di dalam lembaga tersebut, atau suasana yang melatarbelakangi sesuatu peristiwa dalam berkomunikasi. Pemakaian gelar kebangsawanan dalam lingkungan Kesultanan Serdang mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, seiring dengan perubahan iklim politik dan pemerintahan.
Gelar Kebangsawanan yang digunakan pada masa kesultanan adalah sebagai berikut:
Raja yang berkuasa=gelar Sultan dengan sapaan Duli Yang Maha Mulia. (D.Y.M.M).
Menteri Utama=gelar Perdana Menteri dengan sapaan Yang Teramat Mulia (Y.T.M).
Penanggungjawab Keuangan Kesultanan=gelar Bendahara dengan sapaan Yang Teramat Mulia (Y.T.M)
Putra Raja=gelar Putra Mahkota dengan sapaan Duli Yang Teramat Mulia (D.Y.T.M).
Raja Kecil=gelar Datuk dengan sapaan yang dimuliakan (Y.D.)
Jaksa (merangkap Kepala Polisi)=gelar temenggung dengan sapaan Yang Mulai (Y.M)
Kepala Militer (angkatan laut dan darat)=gelar Laksamana dengan sapaan Yang Mulia (Y.M)
Kepala Pelabuhan dan perdagangan=gelar syahbandar dengan sapaan Yang Mulia (Y.M)
Kepala Agama=gelar Mufti dengan sapaan Yang Mulia (Y.M)
Gelar Kesultanan dan sapaan kebangsawanan yang masih berlaku hingga saat ini adalah sebagai berikut:
Tengku=gelar ini berhak digunakan oleh putra-putri dari sultan dan keturunannya dari laki-laki yaitu apabila ayahnya memakai nama Tengku maka anak-anaknya secara langsung berhak memakai gelar tesebut. Gelar=derajat=atau nama Tengku dipandang menjadi suatu gelar kebangsawanan yang mengambil nasab turunan dari ayah.
Raja=gelar ini berhak digunakan oleh yang berketurunan dari negeri lain=bukan berasal dari keturunan Sultan. Misalnya=seperti penguasa dari negeri lain apabila kawin dengan seorang wanita dari keturunan Tengku=maka anak dari perkawinan itu berhak memakai nama Raja.
Wan atau megat=gelar ini berhak digunakan oleh anak yang lahir dari perkawinan antara lelaki biasa dengan wanita keturunan Tengku=dan turun-temurunnya mengambil nasab dari ayah.
Datuk=gelar ini berhak digunakan oleh para kepala daerah taklukan (urung). Keturunan laki-laki dari Datuk juga mempunyai hak menyandang gelar Datuk.
Aja=gelar ini berhak digunakan oleh anak perempuan Datuk.
Orang Kaya (OK)=gelar ini berhak digunakan oleh orang yang diberi gelar oleh Raja dan anak Datuk.
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)