- "Ou" dibaca "oo" (bunyi o panjang), bukan "ow".
- "N" paling sering dibaca "ng", tetapi bisa juga "n" jika diikuti bunyi berawalan t, d, s, atau dibaca "m" jika diikuti bunyi berawalan b. Contoh:
- "Sentaku" (cucian) tetap dibaca "sentaku". "Sansai" (usia 3 tahun) tetap dibaca "sansai".
- "Sanbyaku" (tiga ratus) dibaca "sambyaku", "ganbaru" (berjuang) dibaca "gambaru".
- "Nihon" (Jepang) dibaca "nihong". "Man’ga" (komik) dibaca "mangga".
- Huruf hidup di antara dua suku kata seringkali hilang. Misalnya,
- "gakusei" (pelajar) dibaca "gaksei" (u-nya hilang)
- "hajimemashite" (salam kenal) dibaca "hajimemashte" (i-nya hilang)
- "sentakuki" (mesin cuci) dibaca "sentakki" (u-nya hilang)
- "shougakukin" (beasiswa) dibaca "shoogakkin" (u-nya hilang)
- "desu" dan "masu" di akhir kalimat sering dibaca "des" dan "mas" (u-nya hilang).
kamus bahasa daerah
Friday, February 12, 2016
Cara Baca Bahasa Jepang
Aturan Cara Baca dalam Bahasa Jepang
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment